Find out our product. Here!

Diantara Hikmah dan Tujuan Pernikahan

Pernikahan tidak sebatas seputar memadu kasih, pernikahan berdiri tegak di atas keadilan dalam pemenuhan hak dan kewajiban, juga di atas tujuan-tujua
wedding
photo by Samantha Gades

Kalau kita bicara tentang cinta ibn hazm bilang bahwa hal itu tiada kesudahannya untuk dibincangkan, dan ibn qayyim juga pernah mengatakan bahwa obat bagi dua orang yang dirundung asmara hanyalah pernikahan.

Beberapa hari ini penulis kembali membaca beberapa nasihat pernikahan dari para ulama, rasa tatkala membaca bab ini memang sangat interesting karena pernikahan memang bukan hanya tentang dua pasangan, tetapi juga syariat, perasaan, bahkan merupakan bahtera besar masa depan.

Ada beberapa catatan menarik yang kami simpan mengenai hikmah pernikahan dan tujuannya dari buku berjudul tuhfatul urusain karya syaikh ahmad abdurrahim. Buku yang sangat bagus membahas tentang pernak pernik pernikahan dari pengenalan awal hingga bahasan seputar perselisihan rumah tangga.

Hikmah Pernikahan

Pernikahan tidak sebatas seputar memadu kasih, pernikahan berdiri tegak di atas keadilan dalam pemenuhan hak dan kewajiban, juga di atas tujuan-tujuan luhur dalam meraih sakinah (ketentraman) dalam hubungan sosial suami da istri.

Pernikahan dapat membantu seseorang untuk mengontrol dirinya dari hal-hal yang tidak terpuji dan dilarang seperti zina. Kemudian pernikahan juga menghalalkan aktifitas biologis khusus antara laki-laki dan perempuan, sehingga pernikahan memang suatu jalan yang sangat bermanfaat positif bagi pengembangan kesehatan jasmani, ruhani, serta benteng dari segala penyimpangan dari penyakit.

Apa-apa yang kita keluarkan bagi keluraga dihitung sebagai sedekah yang paling utama, hal ini sebagaimana sabda sang nabi shollallahu alaihi wasalam:

Dinar yang engkau infakkan kepada keluargamu, kepada orang miskin, dan yang enkau infakkan di jalan Allah, maka yang paling besar pahalanya ialah dinar yang engkau infakkan kepada keluargamu. (Riwayat Muslim)

Dalam referensi hadits yang lain terlebih dikatakan "...bahkan suapan yang engkau suapkan ke mulut istrimu sekalipun (juga ada pahalanya)

Tujuan Pernikahan

Tujuan pernikahan terkait erat dengan nilai-nilai yang dipegang masyarakat, hal inilah yang akan membedakan tujuan perniakahan seorang muslim dengan yang lain.

Dalam konteks religiusitas seorang muslim menikah dengan tujuan untuk beribadah kepada Allah dan memakmurkan bumi, yang mana tujuan ini bersifat konstan dan tidak berubah meskipun dinamika situasi masyarakat mengalami perubahan.

Secara umum tujuan pernikahan ini bisa kita pola-kan pada dua konteks, yakni yang bersifat universal dan yang bersifat transedental (dalam hal ini syar'i/islami), dua hal ini memiliki kaitan dengan satu sama lainnya yang mana tujuan pernikahan yang bersifat religi pun tidak terwujud tanpa melalui tujuan-tujuan duniawi yang memenuhi kebutuhan jasmani, sosial, jiwa dalam rangka mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat, keberlangsungan pernikahan, kekokohan, serta kekuatan bermasyarakat.

Baca juga Selamat tinggal kegundahan dan kesedihan

Tujuan universal pernikahan

Tujuan universal ini mencakup kebutuhan dan tujuan individu laki-laki dan perempuan dan tujuan sosial yang memenuhi kebutuhan masyarakat.

Kenikmatan biologis

Ialah bukan rahasia umum bahwa tujuan perniakahan ialah untuk memenuhi kebutuhan biologis secara halal, dengan pernikahanlah pemenuhan kebutuhan seksual menjadi nikmat dan kebahagiaan yang besar bagi suami dan istri.

"istri-istrimu adalah ladang bagimu, maka datangilah ladangmu itu kapan saja dengan cara yang engkau sukai" (Al baqarah 223)

Kenikmatan psikologis

Diantara fitrah bagi pasangan yang menjalani bahtera penikahan ialah terpenuhinya rasa kasih sayang diantara keduanya serta kepada anak-anaknya.

Dengan demikian kebutuhan akan perasaan sebagai seorang ibu bagi wanita dan perasaan sebai seorang ayah bagi laki-laki termasuk salah satu kebutuhan yang tidak kalah pentignya dari kenikmatan biologis.

"Dijadikan terasa indah dalam pandangan manusia cinta terhadap apa yang diinginkan, berupa perempuan-perempuan dan anak-anak,..." (Ali imran 14)

Beberapa penilitian menujukkan bahwa keinginan suami dan istri untuk memiliki keturunan merupakan sifat alami bagi keduanya, dan juga menunjukan kematangan kepribadian mereka berdua untuk berkembang bersama, serta komitmen mereka untuk meneruskan ikatan pernikahan dan membina rumah tangga.

Baca juga Peran Religiusitas Masyarakat Bagi Lingkungan

Rasa tentram dan aman

Allah subhanahu wataala berfirman "Dan diantara tanda-tanda kebesaran Allah, ialah Ia mencipatakan pasangan untukmu dari jenismu sendiri, agar kamu cenderung dan merasa tentram kepadanya, dan Dia menjadikan rasa kasih dan sayang diantaramu. Sungguh pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi kaum yang berpikir (Ar rum 21).

Diantara kenikmatan yang dikaruniakan Yang Maha Pengasih ialah ketentraman terwujud bagi suami istri yang di tenagh interaksi keduanya di atas pondasi cinta dan rasa kasih sayang dalam membina bahtera rumah tangga dan kehidupan.

Keberlangsunan keturunan

Terdapat banyak referensi dalam agama yang menjelaskan tentang keberlangsungan keturunan, bahawa kita memang lahir melalui pencampuran saripati manusia. Allah subhanahu wataala mengaitkan keberlangsungan manusia ini dengan pernikahan, tidak lain bahwa keturunan yang patut memakmurkan, menempati, dan menjadi khalifah di bumi ini ialah keturunan yang berasal dari pernikahan (syar'i) dan bukan perzinahan.

Yang memperindah segala sesuatu yang Dia ciptakan dan yang memulai penciptaan manusia dari tanah, kemudian Dia menjadikan keturunannya dari saripati air yang rendah (al sajdah 7-8)

Membentuk keluarga

Sangat jelas bahwa mmebentuk keluarga ialah diantara tujuan perniakahan, keluarga merupakan batu pertama bagi masyarakat yang menentukan baik dan buruknya suatumasyarakat itu sendiri.

Kebaikan keluarga bergantung dengan sakinah suami dan istri, maka keluarga juga termasuk satuan sosial yang penting bagi kebaikan individu dan keselamatan suatu masyarakat.

Baca juga Jangan mudah membenci manusia

Tujuan Pernikahan dari Sisi Religius

Pernikahan tidak hanya terkait pada hal-hal duniawi, melainkan juga pada ranah yang bersifat transedensi, ia termasuk salah satu amalan ta'abbudi yakni peribadahan yang tentu mendatangkan pahala bagi suami istri dunia akhirat..

Sang nabi shollallahualaihi wasalam mengatakan bahwa ketika seorang hamba menikah, maka ia telah menggenapkan separuh agamanya.

Tak hanya itu, Allah menjanjikan pahala besar bagi suami-istri jika keduanya memiliki keturunan anak shaleh yang mendoakan keduanya, bahkan pahala yang berkepanjangan. Hal ini sebagaimana yang dijelaskan sang nabi shollallahu alaihiwasalam

apabila anak adam meninggal maka terputuslah amalannya kecuali 3 hal; sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat, dan anak shalih yang mendoakannya. (riwayat muslim)

Hal ini jelas menunjukkan bahwa islam mendorong ummat untuk menikah, memiliki keturunan, membentuk keluarga, serta berjerih payah mendidik anak shaleh.

sekian

Read Also :
Holla, we share any interesting view for perspective and education sharing❤️

إرسال تعليق

© elgharuty. All rights reserved. Developed by Jago Desain