Find out our product. Here!

Secarik kertas, realita dan genosida

Kehidupan para pemburu-pengumpul sangatlah berbeda dengan cara hidup para jurutulis mesir kuno. Para pemburu-pengumpul dan petani menghabiskan keseharian mereka dengan mencari jamur, berburu, telanjang kaki, aroma sapi dan batu api yang baru menyala. Sedangkan para jurutulis mesir kuno menghabiskan kesehariannya dengan membaca, menulis dan menghitung. Realitas  keseharian mereka berisi tanda-tanda tinta pada gulungan papirus, menetapkan siapa yang memiliki ladang, berapa harga sapi, menentukan pajak yang harus dibayar petani -seorang jurutulis "bisa menentukan" nasib warga satu desa hanya dengan goresan pena. 

Ancient Egyptian Papyrus 


Kesakralan catatan tertulis memiliki riwayat sejarah yang kurang positif. Dari tahun 1958 - 1961 china komunis menciptakan loncatan besar maju, ketika pemimpin cina Mao Zedong berniat memanfaatkan surplus gandum untuk mendanai kebutuhan proyek-proyek industri militer. Mao memerintahkan bawahannya untuk meningkatkan produksi total gandum sampai tiga kali lipat. Dari kantor pemerintahan di Beijing tuntutan mustahil iti turun melalui tangga birokrasi, ke pemerintah provinsi, sampai ke kepala-kepala desa. 
Para pejabat lokal yang tak berani menyampaikan kritik, dan ingin menyenangkan atasan, mengarang jawaban imajiner kenaikan dramatis produksi pertanian. Ketika angka-angka bualan itu menaiki tangga birokrasi, setiap pejabat membesar-besarkannya lagi, menambah angka nol disana-sini dengan goresan pena.
Sampai pada 1958 pemerintah cina berbahagia atas informasi bahwa produksi gandum tahunan 50 persen lebih tinggi dari sesungguhnya. Memercayai laporan bahagia itu, pemerintah cina habis-habisa menjual jutaan ton beras ke negara-negara asing untuk ditukar dengan senjata dan mesin-mesin berat, dengan asumi bahwa masih cukup persediaan makanan untuk penduduk cina. Walhasil, kelaparan terbesar dalam sejarah dan kematian puluhan juta orang cina.

The Great Chinese Famine


Pada musim semi 1940 ketika Nazi mengepung prancis dari utara, banyak orang yahudi melarikan diri dari negara itu menuju selatan. Saat itu "penyelamat" hidup mereka hanyalah secarik kertas. Ya, mereka perlu visa ke spanyol dan portugis. Pemerintah melarang para konsulnya di prancis mengeluarkan visa tanpa ada persetujuan dari kementrian luar negeri, terapi konsul di Bordeaux, aristides de sousa mendes, memutuskan untuk mengabaikan perintah itu, bekerja siang malam selama 10 hari. Akhirnya mendes bisa menerbitkan visa dan menyetempel ribuan kertas sebelum akhirnya tumbang.
Pemerintah portugis kala itu tak segan untuk menarik jemput para konsul pembangkang itu, lalu mencopotnya dari kantor luar negeri. Namun para pejabat yang kurang peduli pada kesengsaraan nasib-nasib manusia itu tetap menghormati dokumen dan visa-visa yang telah diterbitkan mendes. Begitupula para birokrat spanyol, prancis dan portugis menyemangati 30.000 orang pelari tersebut agar bisa lolos dari perangkap genosida nazi. Sousa mendes, yang bersenjatakan tak lebih dari kertas dan stempel karet, bertanggung jawab atas operasi penyamatan besar oleh satu individu dalam holocaust.

Nazi holocaust 
***

Bahasa tulis bisa saja digambarkan sebagai cara sederhana menjelaskan realitas, tetapi perlahan-lahan ia menjadi cara yang dahsyat untuk membentuk ulang realitas. Ketika dokumen-dokumen resmi bertabrakan dengan realitas objektif, seringkali realitaslah yang harus mengalah. Pihak yang pernah berurusan dengan otoritas perpajakan, sistem pendidikan, atau birokrasi kompleks lainnya tahu bahwa kebenaran nyaris tak penting -apa yang tertulis pada formulir, itu lebih penting.

References 
Yehuda bauer, A history of the holocaust. 2001
Jasper becker, hungry ghost: china secrets famine. 1996
Frank dikkoter, Mao's great famine: the history of china most devastating catastrophe 1958-1961. 2010
Read Also :
Holla, we share any interesting view for perspective and education sharing❤️

Post a Comment

© elgharuty. All rights reserved. Developed by Jago Desain