Find out our product. Here!

Ketika kucing dianggap penyihir - catatan kelam sejarah eropa

Merangkaknya eropa menuju kebudayaan dan teknologi yang maju semenjak era Renaissans, mereka mulai meninggalkan hal-hal yang berbau abad pertengahan. Bagi kebanyakan orang, abad pertengahan eropa hanyalah periode yang sederhana dan bod*h ketika takhayul mudah dipercaya, kepala pengorbanan bergelinding dimana-mana, dan melakukan ritual tak berpakaian kala itu. Begitu juga saat paus Gregory IX "takut" terhadap kucing. 
Kucing 1

Pada awalnya kucing dibawa menuju eropa dari mesir sejak era romawi dan tidak dianggap sebagai hewan yang berpeliraku buruk dalam jangka waktu yang lama. Mungkin karena kucing sangat dicintai para petani saat itu, mereka adalah komplotan solusi yang sempurna untuk mencegah serangan hama tikus dan kucing tidak memakan tanaman. Sepertinya itu alasan yang bagus juga, kenapa orang-orang mesir kuno sangat mengagung-agungkan makhluk yang menggemaskan ini.

Namun hubungannya dengan manusia berubah semenjak tahun 1230an, ketika pope Gregory IX mengeluarkan seekor sapi jantan kepausan yang bernama Vox in Rama. Setelah itu gregory IX mengeluarkan dekrit bahwa kucing merupakan jelmaan iblis dan hewan yang membantu para penyihir, terutama kucing hitam dikenal luciferian (para penyembah setan). Titah untuk segera memberangus kucingpun disuarakan, umat Katolik di seluruh benua itu mulai membantai semua kucing yang memasuki tempat tinggal mereka. Mungkin masih terlihat efek kebencian terhadap kucing dan pembantain massalnya sampai hari ini. Sebagian masyarakat  telah beranggapan bahwa kucing hitam di Eropa saat ini adalah jenis yang dianggap sangat mirip dengan setan.

Tapi akibat kekonyolan masa itu, rakyat dan gereja tidak sadar apa yang telah mereka perbuat, mereka hanya menunggu bom waktu yang baru terasa menjelang setahun kemudian. Peledakan populasi tikus seantero eropa pasca musnahnya predator mereka tidak hanya membawa petaka pertanian namun juga serangan penyakit yang mematikan disebabkan oleh bakteri Yersinia Pestis yang menurut penelitian berasal dari kutu dan hewan-hewan pengerat seperti tikus. Ya, kita mengenalnya saat ini dengan nama “Black Death”.


Ternyata 1 ekor tikus betina bisa menghasilkan 15.000 ekor tikus hanya dalam waktu 1 tahun, berarti setiap 1 bulannya akan muncul 1250 ekor tikus baru yang masing masing beranak pinak hingga jutaan ekor.

Zombie Apocalypse atau kiamat mayat hidup pun terjadi dan menjadi kenyataan pahit. Ras manusia hampir punah akibat fatwa konyol Pope Georgy IX yang mengakibatkan 200 juta Orang mati konyol akibat terkena penyakit pes yang dibawa oleh tikus akibat kucing dibunuh masal. Padahal kucing adalah pembasmi tikus alami yang paling ampuh. Sebenarnya ada tiga bentuk wabah hitam saat itu - bentuk bubonic, bentuk pneumonic, dan bentuk septikemia.  Para korban wabah pes menderita kelenjar getah bening yang membengkak di leher dan ketiak, yang disebut bubo.  Mereka juga menderita demam tinggi, muntah, sakit kepala berdebar, dan gangren.  Beberapa sangat lemah sehingga mereka hampir tidak punya energi untuk menelan.
Bentuk pneumonia adalah yang paling parah dan mematikan.  Ketika tubuh berusaha melawan penyakit, dahak dalam jumlah besar diproduksi.  Para korban harus selalu batuk berdahak dalam upaya bernafas, dan lebih dari sembilan puluh lima persen dari waktu, pasien tenggelam dalam cairan tubuhnya sendiri.  Parahnya penularan pneumonia dari wabah tidak perlu media tikus atau kutu untuk menyebar - cukup melalui udara (airborne).
***

Ada beberapa catatan yang mesti ditambah pada pembahasan wabah black death ini, diantaranya iklim eropa saat itu sedang panas  -kemungkinan di antaranya akibat suar matahari atau aktivitas gunung berapi-  mengubah siklus bakteri Yersinia pestis. Memungkinkan mikroba kecil berkembang menjadi Black Death. Namun pada intinya, wabah atau pandemi ini muncul ketika manusia merusak tatanan ekologis, dalam kasus ini adalah rantai makanan predator utama tikus.
Read Also :
Holla, we share any interesting view for perspective and education sharing❤️

Post a Comment

© elgharuty. All rights reserved. Developed by Jago Desain