Selama lebih dari enam bulan, patogen penyakit telah melanda hampir setiap negara di dunia, menyebabkan keadaan darurat ekonomi dan kesehatan global yang belum pernah terjadi sebelumnya. Pada saat yang sama, keadaan darurat lain yang berpotensi lebih mematikan terus mengancam kita: the warming planet.
Hutan (forest-conversation.com)
Meskipun dampak krisis iklim lebih pelan bertahap daripada penyebaran COVID-19, namun tidak ada keraguan bahwa planet kita sedang berubah. Jutaan orang menderita kerugian akibat bencana kekeringan, angin topan, dan banjir. Bukan hanya kesehatan dan ekonomi kita sendiri yang terancam; perubahan iklim sedang membentuk kembali planet yang tidak akan mendukung kehidupan generasi mendatang.
Beberapa komunitas yang berkecimpung dalam ilmu iklim telah menunjukkan bahwa jika kita tidak membuat suatu kemajuan yang signifikan dalam memerangi krisis ini, suhu global dapat naik di atas ambang batas kritis 1.5 ° C, yang secara permanen akan merusak sistem alam yang menopang kita selama ini. Dan tentunya, seperti pandemi COVID-19, perubahan iklim secara tidak proporsional memengaruhi populasi kita yang "lebih kurang beruntung" dan rentan, memperburuk ketidaksetaraan ekonomi dan ras yang ada.
Sebenarnya, kita tahu bagaimana melawan krisis iklim: mengurangi emisi, membersihkan lautan dan mengembangkan hubungan berkelanjutan dengan alam untuk memulihkan keanekaragaman hayati di habitat utama. Saintis, organisasi lingkungan, dan bahkan pemerintah, masing-masing dengan caranya sendiri-sendiri mencari cara untuk menangani setiap langkah ini. yang mana mplementasinya membutuhkan kombinasi teknologi, kebijakan, pendanaan dan koordinasi.
Dan sejauh ini, solusi yang paling hemat biaya dari semua solusi besar adalah melindungi dan memulihkan hutan. Hutan mengekstraksi dan menyimpan CO2 dari atmosfer dan menghasilkan oksigen yang kita hirup. Tetapi ekosistem yang kompleks ini telah dihancurkan secara sistematis. Kami telah kehilangan hampir separuh pohon dunia, sebagian besar dalam 100 tahun terakhir. Dan sebagian besar pohon yang tersisa — sekitar 3 triliun — masih terancam, meskipun mereka adalah alat penting dalam memerangi perubahan iklim.
Pada saat ini, kebakaran besar sekali lagi meletus di seluruh dunia, dari california sampai amazon, dari kalimantan ke sumatera semua terluluhlantahkan. Terlalu banyak dari kebakaran ini yang sengaja dibuat karena keuntungan pertanian lebih diprioritaskan daripada kesehatan planet kita. Seruan untuk menghentikan deforestasi menjadi lebih penting dari sebelumnya.
Menanam 1 triliun pohon tidak akan mudah, tetapi kita masing-masing dapat melakukannya dengan cara yang berbeda dalam perjuangan ini. Kita dapat menanam pohon di halaman belakang dan lingkungan sekitar, atau menyumbang ke salah satu dari banyak program bertanggung jawab yang telah lama memulihkan dan melindungi hutan dan hutan di hampir setiap negara di dunia.
Tantangannya jelas. Kita dapat melindungi dan memulihkan hutan kita sambil juga berinvestasi dalam pekerjaan dan ekonomi global. Tetapi kesuksesan kita akan bergantung satu sama lain; bersama-sama kita dapat menciptakan jenis perubahan yang diperlukan untuk menyembuhkan planet kita.
| contoh dengan permaculture (permacultureguideus.com) |